Penyakit Lato-lato yang Menyerang Sapi Di Gunung Kidul

Penyakit Lato-lato yang Menyerang Sapi Di Gunung Kidul

CLOUTPEDIA – Apa yang akan terlintas di pikiran Anda jika mendengar nama penyakit Lato-lato? Terkesan sangat bercanda tapi ini bukan tentang banyaknya orang yang memainkan mainan ini. Agar lebih jelas, mari simak pembahasan mengenai wabah penyakit Lato-lato yang menyerang banyak sapi di Gunung Kidul.

Apa Itu Penyakit Lato-lato

Nama medisnya adalah Lumpy Skin Desease atau LSD yang merupakan penyakit menular pada sapi atau kambing.

Biasanya disebabkan oleh virus dari kelompok Poxviridae yang kemunculannya ditandai dengan benjolan pada kulit. Khususnya pada perut, punggung hingga leher yang bentuknya bulat dengan ukuran kecil menyerupai Lato-lato.

Bukan hanya benjolan, gejala lain yang muncul adalah demam hingga terjadi penurunan pada produksi susu sapi atau kambing.

 

Apa Penyebabnya

LSD biasanya disebabkan oleh virus dari kelompok Poxviridae yang menyebar melalui gigitan nyamuk atau serangga lain seperti lalat.

Setelah terjangkit virus ini hewan ternak akan mengalami masa inkubasi maksimal 14 hari sebelum akhirnya muncul gejala. Persebarannya juga bisa dibilang sangat cepat khususnya di antara hewan ternak yang tinggal di satu kandang.

Hewan yang dikandangi terpisah pun tetap punya kemungkinan terjangkit dengan cepat jika jaraknya berdekatan.

 

Cara Penularan Penyakit Lato-lato

Untuk sapi yang dinyatakan sebagai penyintas tentu gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat adalah media penularannya.

Tapi bagaimana bisa hewan ternak lain yang ada dalam satu kandang dapat tertular dengan cepat, ternyata ada beberapa cara. Pertama adalah dengan kontak langsung pada luka kulit atau leleran cairan pada hidung hewan ternak.

Leleran mata, air liur hingga susu sapi juga bisa jadi media yang berisiko menyebarkan penyakit lato-lato pada ternak lain.

Ada juga cara lain seperti melalui alat dan perlengkapan yang digunakan bersamaan dengan hewan terinfeksi LSD. Jadi jika sudah ditemukan gejala pada satu hewan ternak, usahakan jangan menggunakan alat yang sama untuk mengurus sapi lain.

Selain nyamuk dan lalat ternyata serangga lain yang bisa jadi pembawa virus golongan Poxviridae adalah caplak atau migas penggigit.

 

Ciri Ternak yang Sudah Terinfeksi

Agar bisa lebih berhati-hati dalam perawatan hewan ternak, berikut adalah ciri atau gejala yang dialami hewan. Ketika ada indikasi mengalami penyakit LSD, di antaranya:

  • Terdapat luka yang sangat jelas di kulit hewan ternak berupa nodul atau benjolan berukuran 1 hingga 7 cm.
  • Ternak mengalami demam dengan suhu mencapai 40 derajat celsius disertai dengan leleran pada mata dan hidung.
  • Ada pembengkakan pada kelenjar limpa di kaki dan mengalami penurunan produksi susu yang signifikan.

Ketika sudah mendapati gejala di atas pada salah satu hewan ternak Anda, segera lakukan isolasi pisahkan dari ternak lain.

 

Cara Penanganannya

Tidak seperti manusia yang bisa mengobati diri sendiri, hewan ternak butuh perawatan yang intens dari peternaknya. Supaya tidak menimbulkan kerugian karena banyak ternak yang mati, maka lakukan hal ini jika Anda indikasi penyakit lato-lato:

  • Karantina atau pisahkan sapi penyintas dengan yang lain agar tidak terjadi persebaran penyakit ke ternak sehat.
  • Lakukan pengobatan untuk mengurangi rasa nyeri pada kulit dan demam agar bisa lekas pulih dan menaikkan imun.
  • Pengendalian serangga dan lakukan vaksinasi untuk mencegah terjadinya wabah semakin merebak ke tempat atau peternakan lain.

Itulah dia uraian mengenai penjelasan tentang wabah lato-lato yang sejak awal tahun meresahkan para peternak di Gunung Kidul. (redaksibola 88)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *