CLOUTPEDIA – Jauh sebelum munculnya teori terkait heliosentris dari para ilmuwan modern, Aristarchus adalah orang pertama yang melakukannya. Karya besarnya berhasil mempengaruhi banyak cendikiawan di dunia, berikut adalah profil Aristarchus sang penemu teori Heliosentris pertama kali.
Kelahiran Aristarchus
Hal yang membuat takjub adalah ilmuwan ini muncul pada masa dimana ilmu pengetahuan bahkan masih sangat minim.
Lahir di tahun 310 Sebelum Masehi, ia tumbuh dan berkembang menjadi sosok pemikir dan satu angkatan dengan Archimedes. Besar di dunia yang hampir semua isinya percaya bahwa bumi adalah pusat tata surya bukanlah hal mudah.
Ditambah fanatisme pada agama di masa itu membuat segala hal yang berbau sains akan mudah ditolak jika bertentangan dengan agama.
Semasa hidupnya, Aristarchus dinilai berhasil menguraikan teori bahkan memberi gambaran jarak bumi dan matahari dengan akurat. Dia juga mampu menjelaskan bagaimana posisi dan jarak antara bumi dan bulan lagi-lagi dengan akurat.
Untuk seseorang yang lahir pada masa itu, mengetahui ini adalah sebuah gebrakan baru dan bisa dibilang berlawanan dengan agama.
Tak banyak informasi yang bisa ditemukan tentang kehidupan Aristarchus, selain fakta bahwa dia lahir di Yunani. Kabar menyebutkan bahwa sosok pemikir ini menghabiskan hayatnya di Alexandria, sejak lahir hingga wafatnya.
Namun, pengaruhnya bisa menyebar hingga daratan nan jauh dari lokasinya berada seperti Mesir dan mendapat sokongan dari Babilonia.
Aristarchus dan Kontribusinya
Disebut sebagai bapak Heliosentris karena memang dialah yang pertama kali menemukan fakta bahwa bumi bukan pusat tata surya. Apa yang diungkapkan Aristarchus ini menjadi inspirasi seorang ilmuwan modern di abad 17 bernama Nicolaus Copernicus.
Sosok inilah yang kemudian menjabarkan heliosentris dengan lebih detail lagi, namun nasibnya tak jauh beda dengan Aristarchus.
Walau dibilang modern, tetap saja kondisi gereja yang memegang peranan kuat membuat mereka dijuluki sebagai pemuda sesat. Sebab yang kedua orang ini ungkapkan merupakan kenyataan yang berbeda jauh dengan pendapat gereja atau pemuka agama saat itu.
Fakta bahwa planet-planet adalah benda luar angkasa yang mengitari matahari adalah master piece dari Aristarchus.
Berkat pemikiran logisnya ini, dia berhasil menemukan banyak fakta menarik terkait kehidupan di bumi. Dari logikanya ini muncul beberapa statement yang pada akhirnya berhasil mengubah pandangan dunia, di antaranya:
- Seperti menyadari bahwa bukan bumi yang jadi pusat tata surya hingga memperkirakan ukuran serta jarak dari benda langit ke bumi.
- Pengamatannya menghasilkan pendapat bahwa meski bintang terlihat kecil di langit, ukuran mereka nyatanya besar seperti matahari. Terlihat kecil karena jarak dari bumi tempat kita melihat ke objeknya sangatlah jauh.
Kemunculan teori yang dikemukakan oleh Aristarchus seperti menggebrak era dimana cerita legenda dan fantasi sedang berkembang.
Misalnya mengaitkan sebuah fenomena alam dengan kisah dewa dewi atau yang berhubungan dengan kepercayaan. Jika diimani oleh pendengarnya, ini bisa jadi sumber informasi yang salah dan menyesatkan.
Bayangkan, jika tidak ada orang yang berpikir secara sains atau berdasarkan fakta, bukan tidak mungkin dunia kacau. Bisa jadi kita hidup dalam fantasi dan kepercayaan yang teori dasarnya saja sudah salah berujung bahaya.
Fakta Menarik yang Diungkap Aristarchus
Terjadi sebuah revolusi teori ketika Aristarchus memutuskan untuk mengemukakan pendapatnya pada kaum geosentris, yang didarasi pada:
- Pemikiran bahwa semua benda langit tidak berputar di satu titik saja yang artinya menyebar ke beberapa titik.
- Planet bumi tak lebih dari bola yang berputar mengelilingi matahari dan memiliki gerakan lebih dari satu.
- Semua bola di alam semesta, dalam hal ini adalah planet berputar mengelilingi matahari yang merupakan bintang tetap. Disebut begitu karena matahari sifatnya statis di pusat alam semesta ini.
- Bumi dinilai sebagai pusat bulatan bulan atau menjadi objek yang dikelilingi oleh bulan. Yang artinya titik orbit bulan adalah di sekitar planet Bumi.
- Temuan bahwa jarak antara bumi ke matahari hanya sebagian kecil dari jarak antar bintang lain di angkasa.
- Tidak ada bintang yang bergerak, semuanya statis tidak bisa dipindahkan dan yang membuatnya seolah bergerak adalah rotasi bumi.
- Efek dari berputarnya Bumi di sekeliling matahari adalah planet lain jadi nampak sedang surut.
Poin-poin di atas baru dikembangkan menjadi lebih terperinci pada tahun 1532, disebut sebagai masa Revolusi Bola Langit. Dimana 7 argumen yang dikemukakan Aristarchus disusun lebih rinci dengan perhitungan yang presisi untuk setiap argumennya.
Meninggalnya Aristarchus
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Aristarchus menghabiskan hidupnya di Alexandria, Yunani dimana hidup dan matinya ada di sini.
Wafat di tahun 230 Sebelum Masehi namun karya-karyanya tetap dihormati hingga saat ini bahkan menginspirasi banyak orang. Meskipun pada akhirnya tidak semua orang mengamini apa yang dia kemukakan, bahkan menuntut agar dia diadili.
Kondisi ini tidak terlepas dari karakter orang-orang pada masa itu yang lebih mudah menerima pandangan agama dibanding sains.
Bahkan pada masa itu, orang lebih sering menganggap sains hal yang mustahil atau menyesatkan. Demikian uraian singkat tentang profil Aristarchus, sang pelopor teori heliosentris yang membuat revolusi pemikiran pada masanya kala itu. (redaksi: bola 88)